Selasa, 08 Januari 2019
PENARIKAN SDM & SELEKSI TENAGA KERJA DAN PENEMPATAN
MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PENARIKAN SDM & SELEKSI TENAGA
KERJA DAN PENEMPATAN
KELOMPOK
7
DISUSUN OLEH : 1. REFINA ARIMA RIA (25215718)
2. RETNO AGUSTININGSIH (25215787)
3. REZHA ERLIZA BAHAR (25215853)
4. RIZKI MUSTIKA SARI P (26215152)
5. YUDO WIZATMOKO (27215329)
KELAS : 4EB02
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK,
2018
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada
kehadirat Tuhan YME, karena dengan rahmat dan karuniaNya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Tema makalah penulisan kali ini adalah Penarikan
SDM & Seleksi Tenaga Kerja dan Penempatan. Kami menyadari bahwa makalah
ini kurang sempurna. Kami berharap kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini. Semoga setelah membaca makalah ini dapat dipahami maksud
dan tujuannya. Terima Kasih.
Depok, 13 November 2018
Kelompok
7
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB
I PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
3
1.2 Rumusan Masalah
4
1.3 Tujuan Penulisan
4
BAB II ISI
5
2.1 Pengertian Penarikan SDM
6
2.2 Alasan
- alasan dasar Penarikan
6
2.3 Tujuan dan Alasan-alasan
Dasar Penarikan
6
2.4 Penarikan dan Pengaruh Nilai
6
2.5 Penarikan Orang-orang yang
diangkat secara Politik
9
2.6 Pengaruh Eksternal Terhadap
Penarikan
9
2.7 Teknik-Teknik Penarikan
12
2.8 Name Request : Gabungan Politik
dan Pelayanan Sipil
12
2.9 Pengertian
Seleksi dan Penempatan SDM
14
2.10 Proses
seleksi
14
2.11 Syarat-syarat Seleksi dan Penempatan
16
2.12 Pengaruh
Nilai Terhadap Seleksi dan Penempatan
16
2.13 Tes
Keabsahan dan Bentuk-bentuknya
17
2.14 Metode-metode
Seleksi dan Penempatan
18
2.15 Kendala
dalam Memilih Metode Seleksi dan Penempatan
19
2.16 Strategi
Validasi Test
19
BAB III PENUTUP
20
3.1 Kesimpulan
20
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manajemen
Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi
satuan kerja yang efektif. Untuk
mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen sumber daya manusia akan menunjukkan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan
memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
Salah
satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional
adalah terletak pada proses rekrutmen (penarikan SDM), seleksi, training and development calon tenaga
kerja. Mencari tenaga kerja yang profesional dan berkualitas tidaklah mudah.
Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah
organisasi dan perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk anggota
atau para pekerja yang baru. Untuk
itulah rekrutmen tenaga kerja dibutuhkan untuk menyaring para pelamar
yang ingin melamar. Dalam organisasi, rekrutmen ini menjadi salah satu proses
yang penting dalam menentukan baik tidaknya pelamar yang akan melamar pada
organisasi tersebut.
Dan pencapaian tujuan organisasi sangat
bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya
manusia yang berkualitas, organisasi harus merancang sistem pengadaan karyawan
yang tepat, salah satunya adalah dengan mengadakan proses seleksi. Setelah
proses seleksi selesai dilakukan, organisasi perlu menempatkan para calon
karyawan yang telah diterima pada jabatan-jabatan yang dibutuhkan organisasi
dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, sehingga para calon karyawan
tersebut dapat bekerja dengan maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Apa yang
dimaksud rekrutmen (penarikann SDM)?
2. Apa
alasan - alasan dasar penarikan?
3. Apa saja
teknik – teknik penarikan?
4. Apa yang
dimaksud seleksi dan penempatan?
5. Apa saja proses
seleksi?
6. Apa
syarat – syarat seleksi dan penempatan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut.
·
Untuk mengetahui pengertian rekrutmen (penarikann
SDM).
·
Untuk mengetahui alasan - alasan dasar penarikan.
·
Untuk mengetahui teknik – teknik penarikan.
·
Untuk mengetahui pengertian seleksi dan penempatan.
·
Untuk mengetahui syarat – syarat seleksi dan
penempatan
BAB II
ISI
v PENARIKAN SDM
2.1 Pengertian Penarikan (Recruitmen)
Penarikan
(recruitment) adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan
(pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Proses ini dimulai ketika
para pelamar dicari dan berakir bila lamaran-lamaran (aplikasi) mereka
diserahkan.
Definisi
rekrutmen menurut Siagian (2009:102) adalah “Proses mencari, menemukan, dan
menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi”. Sedangkan menurut
Hasibuan (2007:40) “Penarikan adalah usaha untuk mencari dan mempengaruhi
tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu
perusahaan”.
Menurut
Mathis and Jakson, perekrutan adalah proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi bagus untuk pekerjaan didalam organisasi atau perusahaan. Dalam
arti kata, merupakan penarikan (recruitment) adalah sebagai proses pencarian
dan pemikatan calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai
karyawan (Handoko,2001:69)
Dapat
disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan proses mendapatkan sejumlah calon tenaga
kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama di lingkungan suatu
organisasi atau perusahaan.
2.2
Maksud dari Penarikan
Kegiatan penarikan dilakukan dengan
memperhatikan aspek legalitas yang berlaku dalam rangka memperoleh sejumlah
tenaga yang diperlukan.
Adapun
maksud dan pentingnya penarikan ini adalah :
- Menetukan kebutuhan penarikan tenaga kerja
- Meningkatkan jumlah pelamar kerja secara efisien
- Membantu meningkatkan rating proses seleksi dengan mengurangi jumlah pelamar kerja yang underqualified atau overqualified
- Mengurangi kemungkinan berhenti atau mutasi setelah diangkat
- Memenuhi kewajiban organisasi melaksanakan program pemerataan kesempatan kerja
- Mengidentifikasi dan menyiapkan calon-calon tenaga kerja yang potensial
- Meningkatkan efektivitas organisasi dan individu baik untuk jangka pendek maupun panjang
- Menilai efektivitas berbagai teknik dan lokasi rekrutmen.
2.3 Tujuan dan Alasan-alasan Dasar Penarikan
Tujuan aktivitas penarikan terdiri dari :
- Memikat pelamar yang melamar kesempatan kerja
- Mempengaruhi pelamar menerima tawaran yang mereka terima
- Sebagai sarana pertukaran informasi
Ada beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi
melakukan penarikan pegawai yaitu :
- Berdirinya organisasi baru
- Adanya perluasan kegiatan organisasi
- Terciptanya pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
- Adanya pekerja yang pindah keorganisasi lain
- Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat sebagai tindakan punitive
- Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pension
- Adanya pekerja yang meninggal dunia
Agar kegiatan produktivitas disuatu organisasi tidak
mengalami gangguan yang diakibatkan oleh berbagai factor, seperti yang
disebutkan diatas maka organisasi tersebut dengan cara melakukan penarikan
pegawai tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya.
2.4 Penarikan
dan Pengaruh Nilai
1. Penarikan
Setiap
organisasi, terlepas dari ukuran, produk, maupun jasa yang dihasilkannya, harus
merekrut pelamar kerja untuk mengisi ebuah posisi. Pengisian kekosongan di
dalam sebuah organisasi disebabkan oleh pertumbuhan, perubahan struktur dan fungsi,
ataupun putaran karyawanya. Hal tersebut memerlukan pencarian orang-orang yang
dapat memenuhi persyaratan posisi yang kosong. Sumber karyawandapat berasal
dari sumber internal maupun eksternal.
Bentuk
pekerjaan yang harus diisi serta berbagai kebijakan dan praktik organisasi akan
menentukan yang mana dari sumber tadi yang paling tepat untuk mengisi posisi
yang lowong. Sebab itu, salah satu aspek keputusan seleksi adalah pengambilan
keputusan dimana akan merekrut.
Sebelum
perusahaan dapat menyeleksi dan mengangkat pelamar yang mempunyai kualifikasi
terbaik, terlebih dahulu harus direkrut orang-orang untuk pekerjaan yang
tersedia. Prosedur seleksi karyawan yang efektif tergantung pada efektivitas
proses rekrutmen. Kandidat- kandidat yang menonjol tidak akan dapat diseleksi
manakala mereka tidak termasuk dalam kumpulan pelamar.
2.
Pengaruh
Nilai
Pengaruh lingkungan, terutama nilai-nilai, terhadap MSDM
sangat besar. Pengaruh tersebut tampak sangat nyata dari nilai-nilai yang
ditimbulkan oleh kondisi ekonomi, politik, social-budaya dan teknologi, serta
hukum. Pengaruh tersebut kemudian termanifestasikan dalam berbagai bentuk
outcome, berupa undang-undang, instruksi-instruksi pimpinan eksekutif,
aturan-aturan pembuatan keputusan dan interpretasi dan tinjauan dari lembaga
yudikatif. Nilai-nilai yang saling berpengaruh terhadap perilaku dan tindakan
dari lembaga-lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.
Nilai-nilai yang saling berkompetisi dalam kondisi-kondisi
ekonomi, politik, social-budaya dan perubahan teknologi tertentu, dapat
dimanifestasikan dalam jiwa dan semangat isi dari berbagai bentuk peraturan,
baik yang dihasilkan oleh lembaga eksekutif, legislative, yang dianggap
sensitive terhadap aspirasi dan keinginan rakyat, maupun yudikatif. Misalnya,
instruksi pimpinan dapat berbentuk keputusan mengenai pengadaan posisi-posisi
baru, atau peniadaan posisi-posisi tertentu, berdasarkan suatu sistem merit
yang ketat atau longgar hingga ke tingkat penekanan yang tinggi terhadap
obyektivitas penilaian performansi, yang sangat mengutamakan nilai-nilai
efisiensi dan efektifitas dibandingkan dengan nilai-nilai hak pekerja dan
keadilan social. Pengaruh nilai-nilai ini terasa pada berbagai bentuk aktivitas
MSDM, mulai dari aktivitas pencarian, rekrutmen, hingga aktivitas sanksi.
Nilai-nilai disaring melalui kondisi- kondisi ekonomi,
politik, social/budaya dan teknologi, kemudian menghasilkan berbagai peraturan
perundang-undangan, baik oleh lembaga eksekutif, legislative maupun yudikatif,
yang semuanya akan berdampak terhadap berbagai fungsi MSDM. Nilai-nilai
keadilan social dan responsiveness politik biasanya tercermin dalam berbagai
aturan yang diloloskan oleh lembaga legislative, yang dianggap wakil rakyat
yang sensitif terhadap kebutuhan dan aspirasinya.
1.
Kondisi
Ekonomi
Kondisi-kondisi ekonomi sangat mempengaruhi
tersedia/tidaknya lapangan kerja, baik disektor public maupun sektor swasta,
dan sekaligus menyebabkan meningkatnya tuntutan-tuntutan akan pelayanan public.
Misalnya, pada saat terjadi resesi ekonomi, lapangan kerja menjadi sangat
langka, maka nilai efisiensi mendapat perhatian dan penekanan yang utama. Dan
kecenderungan orang untuk pindah kerja pun menjadi sangat berkurang. Dalam
kondisi yang demikian, para majikan akan menjadi lebih selektif dalam keputusan-keputusannya
mengenai siapa (kualitas) dan berapa (kuantitas) pelamar yang harus diterima
dan dipekerjakan. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan pun menjadi meningkat.
Tuntutan-tuntutan bagi pelayanan pun meningkat.
2.
Kondisi
Politik
Kondisi politik pun sangat mempengaruhi fungsi-fungsi MSDM.
Pergantian pimpinan-pimpinan politik, atau pejabat-pejabat yang diangkat secara
politik, perubahan pada prioritas-prioritas program dan/atau pelayanan, serta
pergantian kebijaksanaan-kebijaksanaan sangat berpengaruh terhadap MSDM. Orang
cenderung mempengaruhi fungsi-fungsi MSDM berdasarkan keyakinan politiknya.
3.
Kondisi
Sosial/Budaya
Segala perubahan yang terjadi pada lingkungan social budaya
berpengaruh terhadap MSDM. Perubahan karakteristik demografis, pendidikan, keyakinan,
nilai, kesemuanya menuntut perhatian dan penanganan tersendiri dalam MSDM.
Misalnya, perubahan dalam jumlah tenaga kerja wanita dipasar tenaga kerja, atau
pertambahan usia manusia yang menambah jumlah orang tua, semuanya menghendaki
adanya perlakuan tertentu melalui MSDM. Affirmative action dan/atau keadilan
social, dalam keadaan yang demikian, merupakan pilihan yang utama.
4.
Kondisi
Teknologi
Teknologi sangat mempengaruhi fluktuasi lapangan kerja.
Setiap perubahan teknologi akan membawa dampak yang bermuara pada dua hal,
yakni pada satu sisi, perubahan teknologi bisa membantu menciptakan lapangan
kerja baru. Pada sisi yang lain, dan barangkali merupakan sisi negatifnya,
perubahan teknologi bisa membawa akibat terjadinya pengurangan lapangan kerja dan
pengangguran. Karena banyak pekerjaa yang tadinya dikerjakan oleh tenaga-tenaga
manusia, mulai dikerjakan oleh mesin. Perubahan pada teknologi tidak hanya
berpengaruh pada tingkat suplai dan demand bagi berbagai jenis keterampilan,
tetapi juga berdampak terhadap perencanaan, teknik-teknik rekrutmen, perhatian
yang diutamakan dalam berbagai jenis pelatihan, jenis keterampilan tertentu dan
hubungannya dengan pasar, kemampuan sektor public untuk bersaing bagi pekerjaan
yang langka.
2.5 Penarikan Orang-orang yang diangkat secara Politik
Rekrutmen ini dilakukan tidak hanya untuk menarik atau
mendapatkan tenaga-tenaga yang bersifat teknis, tetapi juga perekrutan
dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang bersifat politis. Di samping itu
perekrutan juga dilakukan untuk pengisian jabatan-jabatan eksekutif dan staf
ahli.
Hal-hal yang merupakan salah satu ciri perbedaan antara
pimpinan yang diangkat secara politis dengan pimpinan yang diangkat berdasarkan
karir yaitu:
a) Orang yang diangkat/ditunjuk secara
politis biasanya orientasi
kesetiaannya ke atas, yakni kepada pejabat yang mengangkatnya. Orang-orang tersebut dikenalkan dengan pegawai-pegawai dan jabatan-jabatannya dikarenakan kesetiaan politik dan psikologi yang telah mereka berikan kepada pejabat yang terpilih.
kesetiaannya ke atas, yakni kepada pejabat yang mengangkatnya. Orang-orang tersebut dikenalkan dengan pegawai-pegawai dan jabatan-jabatannya dikarenakan kesetiaan politik dan psikologi yang telah mereka berikan kepada pejabat yang terpilih.
b) Mereka biasanya tidak banyak
mengetahui tentang struktur dan fungsi dari instansi pemerintah yang mereka
jalankan, walupun mungkin penunjukan mereka didasarkan kepada latar belakang
pengalaam yang dianggap berkaitan denagn posisi yang mereka duduki
c) Mereka kebanyakan adalah orang-orang
yang juga dianggap berhasil dalam usaha-usahanya di sektor swasta.
d) Orang-orang yang terpilih secara
politikini dalam hal-hal tertentu, mungkin melihat para birokrat karir sebagai
orang-orang yang tidak tida mempunyai daya tanggap secara pilitik,, termasuk
loyalitas mereka terhadap program-program atau kebijakan-kebijakan dari
pemerntah terdahulu. Oleh karena itu para pejabat terpilih memandang
proteksi-proteksi pelayanan sipil sebagai red tape (berbelit-belit) yang memelihara
pegawai-pegawai yang tidak produktif pada pegawai-pegawai mereka.
2.6 Pengaruh Eksternal Terhadap Penarikan
Tidak ada satupun organisasi yang boleh mengabaikan apa yang
terjadi di sekitarnya. Artinya dalam mengelola organisasi, factor-faktor eksternal
atau lingkungan harus selalu mendapat perhatian. Juga dalam hal merekrut tenaga
kerja baru.
Contoh
dari factor eksternal dalam proses rekrutmen antara lain :
- Tingkat pengangguran
Apabila tingkat pengangguran tinggi, maka para pencari
tenaga kerja dapat bertindak lebih selektif karena banyaknya pencari pekerjaan
yang melamar, mungkin banyak diantaranya yang memenuhi persyaratan melebihi
ketentuan organisasi untuk mengisi lowongan yang tersedia. Sebaliknya, apabila
tingkat pengangguran rendah, maka para pencari tenaga kerja tidak tepat jika
“jual mahal” karena para pencari pekerjaan tidak terlalu sikar memperoleh
pekerjaan sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan pengalamannya.
2.
Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja baru via a vis organisasi lain
yang bergerak di bidang kegiatan yang sama atau menghasilkan barang dan jasa
sejenis. Posisis organisasi dibandingkan dengan organisasi lain yang bergerak
dalam kegiatan sejenis dapat digolongkan pada tiga keadaan: lebih kuat, relatif
sama atau lebih rendah. Kedudukan relatif suatu organisasi menentukan sikap
para pencari tenaja kerja dalam menyelenggarakan rekrutmen.
3.
Langka tidaknya keahlian atau ketrampilan tertentu
Di pasaran kerja, tersedia tidaknya orang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan tertentu bukanlah hal yang konstan. Artinya, bisa
saja terjadi bahwa pada suatu ketika terjadi kelangkaan orang yang memiliki
keahlian atau ketrampilan tertentu. Dalam hal ini, sikap dan tindakan para
pencari tenaga kerja baru pasti berbeda dengan jika tidak menghadapi suasana
kelangkaan.
4.
Proyeksi angkatan kerja pada umumnya
Berkaitan dengan factor demografi, seperti laju pertumbuhan
pendudukan, komposisi penduduk, jumlah dan jenis luaran lembaga-lembaga
pendidikan, presentase penduduk yang termasuk kategori angkatan kerja dan
sebagainya. Para pencari tenaga kerja akan dapat memperkirakan apakah jumlah
pelamar akan banyak atau tidak dan dengan kualifikasi yang bagaimana.
5.
Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan
Berbagai peraturan perundang-undangan merupakan faktor
eksternal yang harus diperhitungkan dan ditaati. Misalnya mengenai upah
minimum, upah lembur, ketentuan memperkejakan wanita dalam presentase tertentu,
larangan mempekerjakan wanita di malam hari, hak cuti pegawai, ketentuan
mengenai cuti hamil bagi wanita yang sudah menikah, juga larangan atau
pembenaran mempekerjakan tenaga asing.
6.
Praktek rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain
Teori manajemen sumber daya manusia menekankan pentingnya
pengelolaan sumber daya manusia diselenggarakan berdasarkan norma-norma etika
yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi pengalaman menunjukkan tidak selalu
demikian. Itulah sebabnya selalu terjadi praktek-praktek pengelolaan
organisasi, termasuk dalam hal rekruitmen yang melanggar norma-norma etika
tersebut.
7.
Tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru
Dalam hal ini terlihat bahwa pentingnya arti peranan
informasi tentang analisis pekerjaan. Dengan informasi, para pencari tenaga
kerja tidak lagi berpedoman kepada keinginan para manajer yang akan
mempekerjakan tenaga baru kelak, tetapi memperhitungkan faktor-faktor lain yang
memang harus diperhitungkan.
Hal
penting yang perlu perhatian antara lain:
- Para manajer yang memerlukan tenaga kerja baru sering hanya mengatakan agar para pencari tenaga kerja berusaha mencari tenaga kerja baru yang paling memenuhi syarat.
- Sering dalam mengelola sumber daya manusia pengertian “berpengalaman sekian tahun” diartikan dengan “memiliki masa kerja sekian tahun”, padahal kedua hal itu berbeda.
- Mencari tenaga kerja yang sudah berpengalaman memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar. Maka pengalaman yang dipersyaratkan benar-benar dituntut oleh pekerja yang sedang lowong.
- Tenaga kerja yang sudah berpengalaman akan menuntut imbalan yang cukup tinggi. Jika tidak yang bersangkutan mungkin tidak berminat bekerja pada organisasi yang berusaha merekrutnya.
- Jika ternyata kemudian bahwa tenaga kerja baru itu dipekerjakan pada satuan kerja yang tidak menuntut pengalaman, sangat mungkin tenaga kerja baru akan bosen atau bahkan tidak berahan lama dalam organisasi.
Berbagai kendala yang mungkin dihadapi dalam merekrut tenaga
kerja harus dipertimbangkan secara matang karena hanya dengan demikianlah
waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan sepadan dengan hasil yang dicapai,
yaitu tersedianya tenaga kerja baru yang memenuhi berbagai persyaratan dan
tuntutan tugas yang akan dilaksanakan.
2.7 Teknik-Teknik Penarikan
Teknik-teknik rekrutmen, baik di sektor publik maupun swasta
dapat dilakukan melalui asas disentralisasikan atau didesentralisasikan,
tergantung keadaan (besarnya) organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja
yang hendak direkrut.
- Centralized Recruitment TechniqiueTeknik (Rekrutmen yang Disentralisasikan)
Jika instansi tersebut mempunyai beberapa ribu pekerja, dan
jika departemen-departemen yang berbeda merekrut sejumlah besar pekerja juru
ketik atau teknis bagi tipe kedudukan yang sama, rekrutmen yang
disentralisasikan akan lebih sering dipakai karena lebih efisien biaya.
Jika rekrutmen disentralisasikan, instansi yang mengelola
sumber daya manusia itu akan bertanggungjawab untuk meminta dari para manajer
akan perkiraan-perkiraan periodik mengenai jumlah dan tipe pekerja-pekerja baru
yang dibutuhkan di waktu akan datang.
- jenis pekerja, klasifikasi, dan besarnya gaji
- lokasi tugas (unit geografis dan organisasi)
- gambaran dari kewajiban-kewajiban kerja.
- Kualifikasi minimal
- Tanggal mulai kerja
- Prosedur-prosedur pelamaran,
- Tanggal penutup bagi
2. Decentralized Recruitment Techniqiue (Teknik Rekrutmen yang
Didesentralisasikan)
Rekrutmen
yang didesentralisasikan terjadi di instansi-instansi yang relatif kecil,
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi
mempekerjakan berbagai tipe pekerja. Rekrutmen dengan cara ini selalu dipakai
untuk posisi-posisi khas profesional, ilmiah, atau administratif bagi suatu
instansi tertentu. Selama masa resesi, di mana permintaan akan
pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat tetapi lowongannya terbatas, maka
penggunaan rekrutmen dengan cara ini lebih efektif.
2.8 Name Request : Gabungan Politik dan Pelayanan Sipil
Teknik Name Request (kombinasi antara politik dan
pelayanan sipil). Teknik kombinasi antar politik dan sipil merupakan proses
rekrutmen yang melibatkan nilai-nilai political responsiveness dan managerial
efficiency. Khusunya untuk lowongan-lowongan jabatan profesional dan
administratif tingkat atas, sistem ini lebih banyak dipergunakan tingkat atas,
teknik name request ini sering dipergunakan, walaupun teknik ini tidak
terlepas dari kelemahan-kelemahan.
Kelemahan-kelemahan
tersebut adalah:
- Karena dapat mengarah sistem cronyism dalam pengangkatan seseorang dan bisa bertentangan dengan tujuan-tujuan social equity atau efficiency dari instansi-instansi.
- Karena bisa membatasi hak-hak pegawai
- Dapat secara tidak adil mengeluarkan nama-nama dari para pelamar yang telah ada lebih dahulu dalam daftar
Pandangan lain berpendapat bahwa melalui teknik ini instansi
memungkinkan untuk mewawancarai dan melakukan praseleksi terhadap pelamar yang
memenuhi tuntutan kualifikasi. Dengan demikian akan dapat menekan biaya
terutama biaya surat menyurat.
v SELEKSI TENAGA KERJA DAN PENEMPATAN
2.9 Pengertian Seleksi dan Penempatan
SDM
Seleksi
adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak
seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil
pada pekerjaannya.
Dan
menurut Sedarmayanti seleksi adalah kegiatan menentukan dan memilih tenaga
kerja yang memenuhi criteria yang telah ditetapkan. Seleksi bertujuan
memutuskan masalah apakah seorang pelamar diterima bekerja atau tidak.
Tugas
seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seseorang atau
sejumlah orang yang paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang ditetapkan
semula. Pada seleksi sejumlah calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka
dengan suatu pekerjaan. Pada penempatan setiap calon dinilai derajat
kesesuaiannya untuk sejumlah pekerjaan yang berbeda-beda. Dari jumlah calon
dipilih sejumlah orang yang dinilai secara keseluruhan paling sesuai untuk
pekerjaan yang berbeda-beda yang tersedia.
Sedangkan
penempatan adalah suatu rekomendasi atau keputusan untuk mendistribusikan para
calon pada pekerjaan yang berbeda-beda berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk berhasil pada setiap pekerjaan yang
berbeda. Tugas dari penempatan adalah untuk menilai para calon dan untuk mencocokkan
kualifikasi mereka dengan persyaratan yang telah ditetapkan semula dari setiap
pekerjaan.
2.10 Proses
seleksi
Proses seleksi calon tenaga kerja di
perusahaan di Indonesia bervariasi. Namun, secara garis besar seleksi
berlangsung sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Penerimaan
Surat Lamaran
Sesungguhnya proses
seleksi berlangsung dua arah dalam arti bahwa organisasi pemakai tenaga kerja
menyeleksi para pelamar dan di lain pihak para pelamar memilih organisasi
dimana di berharap akan berkarya.
2. Penyelenggaraan
Ujian
Pada dasarnya terdapat
jenis tes yang ditempuh oleh para pelamar, yaitu: tes psikologi, tes
pengetahuan, tes pelaksana pekerjaan.
3. Wawancara
Seleksi
Wawancara sebagai alat
seleksi merupakan pembicaraan formal antara pe rekrut dengan pelamar. Dewasa
ini dikenal paling sedikit lima jenis wawancara yaitu :
a.
Wawancara tidak terstruktur
b.
Wawancara terstruktur
c.
Gabungan
antara tidak terstuktur dan terstruktur
d.
Pemecahan
masalah dan
e.
Wawancara
dalam situasi stress.
Karena
wawancara dianggap sebagai instrumen seleksi pelamar yang sangat penting
pemahaman tentang proses wawancara menjadi relevan dan wajar mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh pada dasarnya proses wawancara melibatkan pengambilan lima
langkah:
a. Persiapan
wawancara.
b. Penciptaan
keserasian hubungan.
c. Tukar
menukar informasi.
d. Mengakhiri
wawancara.
e. Penilaian.
4. Pengecekan
Latar Belakang Pelamar dan Surat Referensi
Salah satu langka yang
keseluruhan proses seleksi ialah mengharuskan pelamar melengkapi dokumen
lamarannya dengan surat-surat referensi. Permintaan informasi referensi dari
orang-orang tertentu merupakan usaha yang sistematik untuk mengetahui lebih
mendalam latar belakang seorang pelamar.
5. Evaluasi
Kesehatan
Evaluasi medis pada
dasarnya dimaksudkan untuk menjamin bahwa pelamar berada dalam kondisi fisik
yang sehat. dua cara umum di tempuh dalam proses ini. Pertama pelamar diminta
melampirkan surat keterangan dari dokter. Kedua melakukan sendiri evaluasi
medis dengan cara mengharuskan pelamar menjalani tes kesehatan menyeluruh di
tempat pemeriksaan dan oleh dokter yang ditunjuk oleh organisasi.
6. Wawancara
oleh Manajer
Dalam manajemen SDM
dewasa ini semakin dirasakan pentingnya keterlibatan para penyelia yang akan
menjadi atasan langsung pelamar dalam proses seleksi. Bahkan dalam banyak
organisasi kecenderungan kuat dewasa ini adalah memberikan wewenang dan kata
terakhir kepada para penyelia untuk memutuskan siapa diantara para pelamar
siapa yang diterima dan siapa yang ditolak.
7. Pengenalan
Pekerjaan
Pengenalan dimaksudkan
agar para calon karyawan mengetahui dan memahami kultur, nilai-nilai,
kebiasaan-kebiasaan organisasi.
8. Keputusan
atas Lamaran
Langkah terakhir dalam proses seleksi ialah pengambilan
keputusan tentang lamaran yang masuk. Siapapun yang pada akhirnya mengambil
keputusan atas lamaran yang diterima, apakah diterima atau ditolak, yang jelas
ialah bahwa dua hal penting mendapat perhatian. Pertama merupakan
tindakan yang sangat ethis sekaligus merupakan langkah penting dalam menjaga
citra positif suatu organisasi apabila para pelamar yang lamarannya tidak
diterima segera diberitahukan tentang
penolakan tersebut. Kedua seluruh dokumen lamaran dari para pelamar yang
diterima untuk bekerja perlu disimpan dengan baik dan rapi karena berbagai
informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut akan sangat bermanfaat
dikemudian hari dalam membina dan mengarahkan karier pegawai yang bersangkutan.
2.11 Syarat-syarat
Seleksi dan Penempatan
Efektifitas
fungsi seleksi dan penempatan sangat ditentukan oleh beberapa syarat penting,
dan bahkan tergantung pada informasi yang diperoleh melalui syarat-syarat
tersebut. Informasi-informasi yang diperoleh melalui syarat-syarat tersebut
akan dijadikan masukan bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan
penerimaan dan penempatan seorang pekerja.
Syarat-syarat
yang dimaksud adalah:
a. Informasi
analisis jabatan, yang memberikan deskripsi jabatan spesifikasi jabatan dan
standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.
b. Rencana-rencana
sumber daya manusia. Yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia
atau tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi.
c. Keberhasilan
fungsi rekrutmen yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang
yang akan dipilihnya.
2.12 Pengaruh
Nilai Terhadap Seleksi dan Penempatan
Manajemen
sumber daya manusia dalam evolusi teori manajemen, yang dalam perkembangannya
tercatat tiga model utama, yakni model klasik, human relations, dan manajemen
sumber daya manusia. Nilai-nilai implikasinya dalam manajemen sumber daya
manusia, pengaruh lingkungan (nilai) terhadap manajemen sumber daya manusia ,
karena diakui bahwa segala fungsi/aktivitas manajemen sumber daya manusia
sangat sarat akan nilai. Secara eksklusif dan lebih jauh menguraikan nilai
affirmative action yang dipandang sebagai manifestasi nilai keadilan sosial.
Perencanaan sumberdaya manusia.
Analisa
dan klasifikasi pekerjaan, yang didahului dengan pengertian analisa pekerjaan,
tujuan analisa pekerjaan, yang diketahui terdapat kurang lebih 12 macam tujuan.
Masalah rekutmen, dimulai dari pengertian, maksud dan tujuan rekrutmen,
alasan-alasan dasar rekrutmen, rekrutmen dan pengaruh nilai, kerena dalam
praktek aktivitas rekrutmen ini ditandai oleh persaingan tiga nilai utama
keadilan sosial (termasuk affirmative action), efisiensi, dan daya tangkap
politik. Masalah seleksi dan penempatan, meliputi pengerian seleksi dan
penempatan, syarat-syaratnya, dan pengaruh nilai terhadap aktivitas seleksi dan
penempatan. Evaluasi pekerjaan dan kompensasi meliputi pengertian
masing-masing, pengaruh nilai dalam evaluasi dan kompensasi.
Penilaian
perfomansi pekerjaan, Produktivitas, motivasi kerja, pelatihan dan
pengembangan, hubungan antara pekerja-manajemen, tindakan disiplin dan
pengaduan yang dapat dilakukan pekerja jika merasa tidak puas atas tindakan
disiplin atau tindakan-tindakan manajemen lainnya yang dianggap melanggar
hak-haknya. Hak-hak pekerja, yang menyoroti nilai pekerja publik, yang
dijelaskan seberapa jauh para pekerja mempunyai hak-hak tergantung pada nilai
utama yang mendasari sistem pekerjaan publik.
2.13 Tes
Keabsahan dan Bentuk-bentuknya
Tes
validasi adalah penentuan cakupan apakah suatu alat seleksi bersesuaian dengan
syarat pekerjaan. Dimana terdapat 3 strategi validitas, yaitu:
1. Empirical
Validation, ini dikenal dengan keabsahan kriteria (criterion
validation) yang menghendaki bahwa suatu angka test dalam pengertian statistik
dapat dikorelasikan secara signifikan dengan unsur penting dari performansi
kerja. Sehingga tes ini akan memakan waktu dan uang dan dapa menjadi tidak
praktis bagi organisasi yang mempekerjaan sedikit orang pada suatu klas
pekerjaan.
2. Construct
Validation, adalah tes yang mengidentifikasikan ciri-ciri
psikologis atau ketangkasan yang dikaitkan dengan keberhasilan kinerja
pekerjaan tersebut. Ini membutuhkan jasa konsultan yang valid dan independen.
Dan tes ini merupakan metode pilihan untuk jabatan pemerintahan dalam rangka
peningkatan produktifitas dan kejelasan harapan kinerja.
3. Content
Validation, tes ini menuntut adanya kualifikasi minimum yang
logis yang dikaitkan dengan kewajiban dari jabatan yang akan ditempati, standar
kinerja realistik, ketrampilan, pengetahuan sesuai dengan SKAs. Tes ini juga
dapat digunakan untuk kriteria seleksi dan promosi dengan mengukur kinerja
seorang pekerja.
2.14 Metode-metode
Seleksi dan Penempatan
Dalam proses seleksi adalah
menetapkan kualifikasi minimal bagi suatu jabatan melalui analisis jabatan ini
berkaitan dengan metode-metode tertentu yang di untuk mengukur
kualifikasi-kualifikasi dari pelamar atau pekerja. Ada (9) metode yang biasanya digunakan, yakni:
1. Tinjuan
Data Biografis
Tinjuan mengenai
pendidikan dan pengalaman dari seorang pelamar, melalui proses seleksi. Sekalipun pendidikan dan
pengalaman bukan merupakan kriteria yang penting, tetapi bisa digunakan untuk
tujuan-tujuan penting lain.
2. Tes
Ketangkasan
Tes ketangkasan tidak
mahal secara relatif untuk di laksanakan dan dicatat, dengan tingkat
kepercayaan yang tinggi.
3. Tes
Kemampuan
Tes ini mengukur
luasnya kemampuan umum atau ketrampilan-ketrampilan yang berkaitan dengan
tingkat kinerja pekerjaan melalui empirical atau construct validation.
4. Tes
Performansi
Semakin dekat test
kemampuan merangsang tugas-tugas pekerjaan dan konteks yang aktual. Test
tersebut semakin menjadi test performansi.
5. Referensi
Referensi merupakan
metode seleksi yang penting, dipakai untuk memeriksa pendidikan dan
riwayat-riwayat atau untuk memperoleh keterangan tentang kepribadian atau
ketrampilan pelamar.
6. Evaluasi
Performansi
Evaluasi performansi
sebelumnya sering di pakai untuk menilai potensi bagi penugasan kembali atau
promosi, atau bahkan persyaratan bagi lowongan promosi tertentu.
7. Wawancara
Wawancara-wawancara
akan memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengamati kinerja atau
penampilan seorang pelamar dan ketrampilan-ketrampilan antar perorangan, dan
untuk menanyakan hal-hal yang tidak di muat dalam form-form lamaran.
8. Pusat-pusat
Penilaian
Pusat-pusat penilaian
berusaha untuk memperkenalkan beberapa pelamar dengan keadaan-keadaan kerja
yang merangsang supaya menekankan kinerjanya pada tugas-tugas yang berkaitan
dengan pekerja.
9. Masa
Percobaan
Masa percobaan memiliki faktor
validitas dan reliabilitas yang mungkin tinggi karena metode ini mengukur
kinerja aktual pada kerja
2.15 Kendala-kendala
dalam Memilih Metode Seleksi dan Penempatan
1. Tingkat
validitas yang berbeda dan keterkaitan kerja yang berbeda;
2.
Masing-masing metode mempunyai tingkat reliabilitas
atau kekonsistenan angka bagi seorang pelamar dibandingkan waktu;
3. Metode tersebut mempunyai tingkat biaya yang bervariasi, dari yang mulai tidak mahal hingga biaya yang sangat mahal;
4. Orientasi nilai (efiensi, kepentingan, keadilan) dari sebuah organisasi juga mempengaruhi dalam pemilihan metode seleksi dan penempatan.
2.16 Strategi Validasi Test
Rekrutmen dan seleksi merupakan suatu tantangan tersendiri bagi para manajer dan direksi karena sangat menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Banyak masalha yang dihadapi Indonesia yang terkait dengan lapangan/kesempatan kerja, misalnya suplai angkatan kerja yang melebihi permintaan pasar kerja, masalah pengangguran, masalah kualifikasi karyawan dan lain sebagainya. Dalam suatu perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tercapainya tujuan perusahaan. Dalam proses rekrutmen dan seleksinya perusahaan harus menggunakan prosedur rekrutmen dan seleksi yang objektif, terperaya dan absah. Oleh karena itu pihak perusahaan harus menentukan ragam pilihan strategis dalam rekrutmen dan seleksi karyawan baru, antara lain:
1. Perusahaan dapat membuat suatu pilihan strategis yang berfokus pada pendekatan gender dan lingkungan sosial.
2. Perusahaan dapat memilih karyawan baru (atau menyewa tenaga kerja kurang terlatih atau yang terlatih dan professional).
3. Perusahaan membuat keputusan dengan memperhatikan anggaran yang tersedia untuk rekrutmen dan seleksi karyawan.
4. Perusahaan dapat membuat suatu pilihan strategis untuk mencari sumber tenaga kerja yang belum dimanfaatkan.
5. Perusahaan membuat keputusan strategis dengan memperhatikan kecanggihan teknologi dari cara baru rekrutmen dan seleksi.
6. Perusahaan dapat memilih cara yang terbaik, yaitu apakah merekrut dan menyeleksi karyawan dari dalam dan atau dari luar perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setiap
organisasi dalam mencari dan memilih calon-calon karyawan, tentunya akan
berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan yang terbaik dan yang paling sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas
prima, maka proses pembinaannya tidak bisa hanya sebatas selama masa kerja,
melainkan harus dimulai sejak proses rekrutmen. Rekrutmen yang tepat akan
memudahkan proses penempatan yang tepat, dan pada akhirnya akan melancarkan
proses pencapaian tujuan organisasi.
Dan juga organisasi melakukan
seleksi untuk mencari dan memilih calon karyawan yang akan diterima atau
ditolak oleh organisasi. Dengan proses seleksi tersebut diharapkan organisasi
akan mendapat calon-calon karyawan yang benar-benar sesuai dengan jabatan yang
dibutuhkan oleh organisasi. Dalam hal ini karyawan yang terpilih akan merasa
puas apabila mereka ditempatkan pada jabatan yang sesuai denan kemampuan mereka
masing –masing.
Penempatan karyawan yang sesuai pada
posisi yang tepat bukan saja menjadi keinginan organisasi tetapi juga menjadi
keinginan karyawan. Dengan demikian karyawan yang bersangkutan dapat mengetahui
ruang lingkup pekerjaan yang dibebankan kepadanya, sehingga karyawan akan
merasa termotivasi dan bersemangat dalam bekerja dan memberikan kontribusi yang
maksimal bagi organisasi.
3.2
Saran
1.
Penarikan sumber daya manusia hendaknya
dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya
manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi.
2.
Organisasi
harus melakukan analisis jabatan yang baik sebelum melakukan serangkaian proses
seleksi dan penempatan SDM.
3.
Memilih
metode seleksi SDM yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi.
4.
Menempatkan
karyawan baru sesuai dengan analisis jabatan yang telah dilakukan sebelumnya
dan disesuaikan dengan hasil seleksi karyawan yang bersangkutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Fitrianto, Ridwan Juli. 2010. Rekrutmen (online). Diakses pada tanggal 13 November 2018.
(http://ridwanjuli.blogspot.co.id/2010/11/rekrutmen.html)
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Manajemen PNS (Bandung : PT Refika Aditama, 2011). hlm. 113.
Siagian,
Sondang P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Langganan:
Postingan (Atom)